Jepara, 22 April 2025 – Himpunan Mahasiswa Teknologi dan Bisnis Perikanan dan Kelautan (Himatekbis) Universitas Diponegoro menyelenggarakan kuliah umum bertema “Pengelolaan Perikanan Jepara: Menguatkan Potensi, Mendorong Inovasi, Menatap Keberlanjutan” pada Selasa (22/4/2025) di Ruang Teater Kampus Undip Jepara. Acara ini diikuti puluhan mahasiswa dari Teknologi dan Bisinis Periknan dan Kelautan, sejumlah dosen muda, Ketua Program Studi Teknologi dan Bisnis Perikanan dan Kelautan (TBPK), serta Wakil Ketua Badan Pengelola Kampus Undip Jepara. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan wawasan mendalam kepada peserta mengenai realitas lapangan dan inovasi terkini dalam pengelolaan sektor perikanan.
Acara dibuka dengan tiga sambutan: pertama oleh Candra Prawiraneng Gusti selaku Ketua Pelaksana, kemudian oleh Ahmad Alvin Kurniawan sebagai Ketua Himatekbis, dan terakhir oleh Ketua Program Studi Teknologi dan Bisnis Perikanan dan Kelautan, Eko Susanto, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Sambutan-sambutan tersebut diawali dengan doa bersama dan disampaikan penuh harapan.
Rangkaian acara menghadirkan dua narasumber utama. Narasumber pertama, Ahmad Sofuan, S.T., M.Si., dari Dinas Perikanan Kabupaten Jepara, memaparkan potensi dan tantangan sektor perikanan di Jepara dari sudut pandang pemerintah daerah. Menurut Sofuan, Kabupaten Jepara memiliki laut seluas sekitar 1.845,6 km² dengan garis pantai sepanjang 72–82,7 km. Ia menegaskan bahwa “Jepara bukan hanya ukir kayu, tetapi juga ukir potensi laut & perikanan”. Banyak kecamatan pesisir penting di Jepara – seperti Jepara, Kedung, Donorojo, Mlonggo, Tahunan, hingga kepulauan Karimunjawa – menjadi titik tumpuan pengembangan
Meskipun kaya potensi, bapak Sofuan menggarisbawahi serangkaian kendala serius. Ia mengutip ungkapan “potensi besar, tantangan juga nyata” dalam mengelola perikanan Jepara. Tantangan yang disebutkan meliputi praktik overfishing dan penangkapan ikan ilegal, dampak perubahan iklim, konflik pemanfaatan ruang laut, rendahnya inovasi sumber daya manusia perikanan, serta keterbatasan hilirisasi dan pengelolaan hasil tangkap. “Pemerintah daerah perlu strategi konkret untuk menghadapinya,” ujarnya.
Sebagai respons, Sofuan menjelaskan berbagai strategi penguatan potensi perikanan Jepara. Beberapa di antaranya adalah penerapan zonasi wilayah tangkap dan budidaya ikan, pendampingan intensif bagi nelayan serta pembudidaya, dan revitalisasi infrastruktur perikanan (pelabuhan, dermaga, TPI, dll). Pemerintah juga mendorong program sertifikasi dan legalitas produk perikanan, meluncurkan program nelayan digital, serta memperkuat kelembagaan nelayan dan kelompok usaha perikanan. Dalam menjaring generasi muda, ia mengajak mahasiswa aktif berinovasi. Pada bagian akhir paparan, bapak Sofuan menegaskan bahwa “masa depan laut ada di tangan kalian” sebagai pesan motivasi kepada mahasiswa untuk terus berkarya.
Sesi kedua disampaikan oleh Alfabetian Harjuno Condro Haditomo, S.Pi., M.Si., Ph.D., dosen dari FPIK-Universitas Diponegoro. Bapak Condro membahas karakter dan peran mahasiswa dalam menjawab tantangan perikanan nasional. Ia menekankan bahwa mahasiswa harus memiliki semangat inovatif dan kolaboratif, serta mempersiapkan diri dengan wawasan keilmuan yang kuat. Menurutnya, kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga wadah pembentukan pemimpin masa depan sektor kelautan. “Mahasiswa harus membangun jejaring, terus belajar, dan tidak takut terjun ke lapangan untuk mengaplikasikan ilmu,” ujarnya
bapak Condro mengaitkan materi dengan realitas kebutuhan lapangan. Ia mendorong mahasiswa TBPK untuk berpikir kritis dan solutif dalam menghadapi permasalahan nyata di lapangan. Penyampaian ini menggemakan pesan Dinas Perikanan Jepara bahwa generasi muda harus “berilmu, berintegritas, dan berani berinovasi” Inspirasi lain yang disampaikan adalah semangat menjadi “pelopor laut sehat dan perikanan kuat” bagi Indonesia ke depan. Dengan demikian, kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan solusi yang relevan, berkelanjutan, dan inovatif.
Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab dan penyerahan plakat penghargaan oleh panitia kepada kedua narasumber sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi materi yang disampaikan. Ahmad Alvin Kurniawan sebagai ketua Himatekbis dan Candra Prawiraneng Gusti selaku ketua pelaksana acara sepakat menyampaikan harapan besar agar kegiatan ini mampu memicu pemikiran kritis dan solutif di kalangan mahasiswa. “Acara ini diharapkan dapat membuka pola pikir kritis dan solutif di kalangan mahasiswa,” ujarnya menegaskan. Dengan terbukanya dialog antar generasi muda, akademisi, dan praktisi perikanan, diharapkan mahasiswa Teknologi dan Bisnis Perikanan dan Kelautan UNDIP semakin siap menyongsong tantangan dan peluang di sektor perikanan nasional, demi pembangunan kelautan yang lebih maju.

